AKSI NYATA
PENERAPAN MODUL 1.1
Perasaan selama melakukan perubahan di kelas
Setelah mengkuti menyelesaikan modul 1.1 saya melakukan perubahan dikelas dengan prinsip bahwa pendidikan harus perpusat pada murid. Perasaan saya sangat bahagia karena saya dapat memerdekaan murid dalam perubahan dikelasnya. Sebelumnya saya harus menuntut siswa sekarang menjadi menuntun siswa.
Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan
Setelah hati saya terpaut dengan murid dan perasaan bahagia timbulah ide atau gagasan yang muncul untuk perubahan dalam pembiasaan yang selama ini belum dilaksanakan. ide atau gagasan ini tentang pembelajaran diferensiasi. Dalam pembelajaran ini ide yang muncul adalah memetakan/mendiagnosis siswa berkaiatan dengan pemahaman surat al-kafirun. siswa saya bagi menjadi 3 kategori yaitu:
siswa yang telah menguasai/memahami
siswa yang setengah menguasai
siswa yang belum menguasai
Setelah dipetakan/diagnosis ide selanjutnya adalah bagi yang sudah mengusai/memahami surat al-Kafirun harus membimbing siswa yang masih setengah menguasai atau belum menguasai. Maka saya mengambil kesimpulan untuk mengambil model pembelajaran tutor sebaya.
Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik
Praktik Baik yang saya lakukan dalam pembelajaran yaitu pembelajaran yang berdiferensiasi. kegiatan tersebut saya lakukan pada Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tentang surat al-Kafirun. Hal yang saya lakukan adalah:
Perencanaan
Perencanaan tentunya dengan membuat perencanaan pembelajaran yang akan saya lakukan dalam pembelajaran surat al-kafirun dengan model tutor sebaya.
Berikut langkah-langkahnya:
Penerapannya
Penerapan model tutor sebaya saya terapkan berdasarkan perencanaan yang dibuat. Dalam penerapnnya yang dilakukan yaitu:
Refleksi
Untuk mengetahui proses penerapan model tutuor sebaya dlam pembelajaran dibutuhkan umpan balik atau refleksi dari Guru dan siswa. Hasil refleksi yaitu:
Dari pengajar/guru
saya sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan, tetapi waktu yang digunakan oleh siswa kurang memadai. Karena adanya perbedaan kemampuan siswa antara kelompok satu dengan lainnya.
Dari siswa
Siswa sangat senang karena bisa belajar secara berkelompok dengan teman dekatnya, tanpa ada perasaan takut/gugup. siswa memiliki kreasi untuk membuat produk pembelajaran tentang surat al-kafirun. Waktu yang diberikan terlalu cepat, sehinggga pemahaman dalam pemahaman belum optimal.
‘Foto bercerita’ dari seluruh rangkaian pelaksanaan (perencanaan, penerapan dan refleksi) aksi Anda.
Perencanaan
Penerapan
Refleksi
Anda juga dapat memasukkan ‘testimoni’ dari rekan guru dan murid yang terlibat dalam proses perubahan yang Anda lakukan.
Guru:
“ Saya Hadijah Inado, S.Pd Wali Kelas 6 Sdn 22 Dungingi. Saya Mengapresiasi Model Pembelajaran Yang Telah Diterapakan, Anak-Anak Antusias Dalam Pembelajaran Dan Merasarakan Kebebasan Dalam Pembelajaran, Jadi Merdeka Belajar Sudah Diimplementasikan Oleh Bapak Bambang Rianto Sebagai Guru PAI Di SDN 22 Dungingi Kota Gorontalo
Siswa
Saya Ananda, Siswa Kelas 6 Sdn 22 Dungingi Saya Sangat Senang Dengan Pembelajaran Yang Telah Dilaksanakan, Karena Saya Bisa Berkreasi Sesuai Keinginan saya Dalam Memahami Surat Al-Kafirun
Siswa
Saya Nabil .Siswa Kelas 6 Sdn 22 Dungingi Dengan Model Pembelajaran yang Telah di ilaksanakan, Saya Bisa Membaca, Dan Memahami Pesan Pokok Surat Al-Kafirun
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berikan Komentar/kesan anda