TES
Belajar Tiada henti, berbagi tiada lelah
Aula BPHU Kantor Kementerian Agama Kota Gorontalo.
Hotel Grand Q Kota Gorontalo 8-10 Oktober 2021.
Workshop Inovasi Pembelajaran Guru SD Provinsi Gorontalo.
Akademi Guru Bersama Ronal Hutagalung
Tim Solid Pelatih Provinsi Gorontalo PKB GPAI, Hotel Horison Bandung, 8-15 Desember 2021.
Hotel Grand Q Kota Gorontalo 8-10 Oktober 2021.
Gorontalo, 13 - 31 Oktober 2022
Serunya Kelas B15 dalam Kegiatan ToT Pelatih daerah Pedagogik 1 PPKB GPAI Tahun 2022
Kegiatan Training of Trainer (ToT) PPKB GPAI Tahun 2022 dilaksanakan secara serentak secara daring mulai tanggal 19 - 28 Desember 2022. Kegiatan ToT bagi Guru PAI pada jenjang TK, SD, SMP, SMA/SMK yang meliputi 6 Jenis Pelatihan yaitu: Pedagogik 1 (Perencanaan Pembelajaran), Pedagogik 2 (Model Pembelajaran), Pedagogik 3 (Penilaian Pembelajaran), Profesional 1 (Substansi Materi), Profesional 2 (Publikasi Ilmiah) dan Profesional 3 (Karya Inovatif). Durasi pelatihan selama 36 Jam yang terbagi selama 10 hari yang dimulai pukul 13.00 - 17.00 setiap harinya.
Pada jenjang Sekolah Dasar untuk Pedagogik 1 tentang perencanaaan pembelajaran terbagi dalam 16 kelas dibawah bimbingan Nazirwan selaku Pelatih Nasional Pedagogik 1. Spesial kelas Ped 1 B 15 merupakan kelas yang di ampu oleh Bambang Rianto dan Farida Galela sebagai Pelatih Provinsi Pegagogik 1. Pada kelas tersebut terdapat 20 Guru PAI yang terlibat aktif dalam kegiatan ToT Pelatih Daerah PPKB GPAI. Para peserta merupakan gabungan dari Provinsi Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku dan Maluku Utara.
20 orang GPAI pilihan hebat dari setiap provinsi yang masuk di kleas Ped. 1 B15 yaitu : Provinsi Gorontalo antara lain: Arifa Pakaya, Anita Pilomonu, Paramita Isman Mooduto, Salim tejo, Lusyan Usman, Aswad Lause. Provinsi Sulawesi Barat antara lain: Imran Saidi, Nok Torikol Hasanah, Rahmayani, Saderiati J, Hasdia. Provinsi Maluku antara lain: Cici Khoiriyah, Ihwan Subhan Bugis, Irma Rado, Damu Kai, Ermiyanti Rumaf, Marlia Arfa Mahulette, Andriyati, Rahmawati Salmin. Provinsi Maluku Utara hanya satu orang yaitu Sunarmi.
Kegiatan hari perdana diawali dengan Pembukaan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam yang dilakukan secara daring melalui kanal Zoom Meeting dan Youtube. Dalam sambutannya , Amrullah selaku Direktur Pendidikan Agama Islam menyampaikan "setiap guru dapat mengupdate Ilmunya saat ini, dan dapat memprediksi isu – isu apa yang terjadi yang akan datang bagaimana kita mengatasi pasca pendidikan di massa pandemik dan menguatkan kompetensi Pedagogik , kepribadian, sosial, profesional, spritual dan leadership"
Kegiatan selanjutnya penguatan moderasi beragama oleh Imam Buchori. Dalam pemaparannya bahwa "Moderasi beragama adalah proses memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang, agar terhindar dari perilaku ekstrem atau kelebihan-lebihan saat mengimplementasikannya. Moderasi beragama itu adalah suatu pegangan dan landasan yang berpegang pada empat indikator yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan adanya penerimaan terhadap tradisi. Moderasi beragama dalam kehidupan beragama & berbangsa diantaranya: memperkuat esensi ajaran agama dalam bermasyarakat, mengelola keragaman tafsir keagamaan dengan mencerdaskan kehidupan dalam keberagamaan".
Kegiatan hari kedua tentang penguasaan LMS PPKB GPAI dilakuakn secara sinkronous dipandu oleh Bambang Rianto selaku Pelatih Provinsi Pedagogik 1. Kegiatan penguasaan LMS merupakan materi yang sangat urgen karena LMS tersebut digunakan dalam kegiatan pelatihan dalam memahami modul, meresume, mengerjakan LK, mengapload LK, berdiskusi, video conferensi dan diskusi lainnya. Penguatan Materi dilanjutkan dengan demontasi dari peserta tentang pemanfaatan LMS. kegiatan selanjtnya ansinkronouse selanjutnaya tentang Materi Karakteristik Peserta didik dengan membaca, menelaah, dan meresume materi pada LK.Resume Materi Karakteristik Peserta didik.
Kegiatan hari ke-tiga berdiskusi dan mengerjakan LK. Rancangan karakteristik peserta didik, dilanjutkan secara sinkronouse tentang materi Analisis SKL, CP, dan Kaitannya dengan pembelajaran. Kegiatan secara sinkronouse mengikuti sesi orientasi sesi materi serta memahami CP dan kaiatannya dengan pembelajaran. Kegiatan tersebut di pandu oleh farida Galela selaku Pelatih Provinsi. Kegiatan diskusi dan menyelesaikan LK. Analisis SKL, CP dan Kaitannya dengan pembelajaran. Materi Analisis Minggu Efektif membaca, menelaah modul dan meresume materi Materi Analisis Minggu Efektif.
Kegiatan hari ke-empat secara ansinkronouse materi Program Tahunan yaitu membaca, menelaah, dan meresume materi Program Tahunan. Materi Program Semester yaitu Membaca, menelaah, dan meresume materi Program Semester. Mengikuti sesi sinkronouse berupa penguatan, berdiskusi, dan pemberian orientasi dalam menyelesaikan tentang Materi MEP, Prota dan Prosem yang di paparkan oleh Bambang Rianto.
Kegiatan hari ke-lima yatu berdiskusi dan menyelesaikan tugas LK. Analisis Minggu Efektif, LK. Program Tahunan, LK. Program Semester. Materi Silabus Satuan Pendidikan dengan membaca, menelaah, dan meresume modul materi Silabus Satuan Pendidikan dan berdiskusi serta mengerjakan LK.Silabus Satuan Pendidikan.
Kegiatan Hari Ke-enam, tentang materi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu Membaca, menelaah, serta meresume materi KKM. Materi Indikator Pencapaian Kompetensi dengan membaca, menelaah, serta meresume materimateri IPK. Selanjutnya kegiatan sinkronouse berupa mengikuti sesi penguatan materi Kriteria Ketuntasan Minimal dan Indikator Pencapaian Kompetensi, dan kaitannya dengan Kriteria Ketercaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) di paparkan oleh Farida Galela.
Kegiatan hari ke-tujuh, berdiskusi dan mengerjakan LK. Menyusun KKM Berdiskusi dan mengerjakan LK. Menyusun IPK. Materi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan berdiskusi dan mengerjakan LK. Penyusunan RPP.
Kegiatan hari ke-delapan, Materi Penyusunan ATP dilakukan dengan diskusi tentang memahami capaian Pembelajaran (CP), dan langkah dalam menyusun tujuan Pembelajaran. Merumuskan tujuan pembelajaran dari capaian pembelajaran, menggunakan LK. Tujuan Pembelajaran. Berdiskusi tentang langkah-langkah dalam menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Dilanjutkan dengan sinkronouse mengukuti sesi penguatan materi tentang menyusun ATP yang disampiakan oleh Bambang Rianto.
Kegiatan hari ke-sembilan, Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) menggunakan LK. Materi 11. Modul Ajar Membaca, menelaah, dan meresume modul Ajar, serta menyaksikan video tentang menyusun Modul Ajar. Secara sinkronouse dengan mengikuti sesi penguatan langkah-langkah menyusun Modul Ajar oleh Farida Galela.
Kegiatan hari ke-sepuluh, Berdiskusi dan menyelesaikan LK. 19. Modul Ajar. dan penyelesaian seluruh tagihan peserta ToT yang belum memasukkan tugas berupa, resume, LK dan diskusi. Tepat pukul 14.00 WIB kegiatan Postest sebagai bentuk evaluasi terhadap penguasaan pelatihan oleh peserta ToT. Kegiatan Penutupan merupakan tanda berakhirnya ToT yang dilaksanakan secara maraton selama 10 hari.
Sebagai Pelatih Provinsi memiliki kesan yang sangat luar biasa dan terharu. karena selama 10 hari bercibaku dengan para peserta ToT. Mulai dari memberikan instruksi, mengarahkan peserta, mengintervensi tugas-tugas peserta, menangani peserta yang salah upload tugas, masalah jaringan internet, pemahaman peserta terhadap LMS dan presure dari Pelatih Nasional tentang keaktifan peserta. Secara Jadwal kegiatan dimulai pukul 13 .00 - 17.00, tetapi selaku PP, kami mulai dari pukul 05.00 - 00 sudah start dengan pemberian tugas, baik LK, Diskusi, vicon dan resume. bahkan masih ditambah dengan Evaluasi dan breafing dari PN sampai larut malam. bahkan masih dilanjutkan dengan mengoreksi dan menilai tugas-tugas peserta ToT. Ada kalanya waktu sudah berganti tanggal baru , tak terasa jari dan mata ini masih setia untuk melihat, dan menilai tugas-tugas Peserta.
Begitu juga dengan kesan yang disampaikan oleh peserta ToT, sangat luar biasa.
Silahkan berikan komentar/ kesan/ pesan bapak ibu di kolom bawah ini.
PKB GPAI, Jelas Profilnya, tepat Pelatihannya.
Makna Kata Disiplin
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN
“Murid, Engkau segalanya Bagiku”
Gorontalo, 5 November 2022.
Setelah memahami tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu “Pendidikan menghamba kepada murid”. , saya mencoba untuk menerapkan dalam pembelajaran di kelas 4 dengan optimal sesuai dengan pemahaman saya bahwa pembelajaran harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan murid. hal yang saya lakukan adalah menerapkan diferensiasi dalam pembelajaran. Hal yang baik dari pembelajaran ini adalah saya tidak menyamaratakan kemampuan murid dalam pembelajaran. Hambatan yang saya alami adalah ketika dilakukan pembagian kelompok sesuai dengan kemampuannya. Setiap kelompok meminta untuk didampingi/difasilitasi dalam diskusi kelompoknya, sehingga menghambat kelompok lain dalam mengerjakan tugas. Solusi untuk mengatasi hal tersebut, saya berkomitmen untuk membagi waktu dalam membimbing kelompok sesuai dengan tingkat permasalahan yang terjadi di kelompoknya.
Perasaan yang saya dapatkan setelah pembelajaran tersebut adalah nyaman dan bahagia, karena saya tidak lagi menuntut siswa tetapi yang saya lakukan benar-benar menuntun siswa dalam belajarnya. Perasaan bahagia saya rasakan setelah melihat murid-murid benar-benar merasakan proses belajarnya secara merdeka.
Pembelajaran yang saya dapatkan sebagai seorang guru adalah “murid adalah fokus utama dalam pembelajaran, murid jangan dituntut, tetapi mereka harus dituntun dengan gaya belajarnya dan kemampuannya”. Hal yang baru setelah melaksanakan pembelajaran ini bahwa murid memiliki kodratnya yang berbeda-beda, oleh karena itu diperlukan gaya belajar yang berbeda. Sebagai guru saya harus melaksanakan pembelajaran sesuai dengan gaya belajar dan kemampuannya.
Agar lebih baik lagi tentunya, saya akan memperbaiki dari kekurangan yang sudah dilakukan. kekurangan yang diperoleh dari refleksi diri dan murid selama pembelajaran. Tindakan saya setelah pembelajaran ini adalah dengan melakukan aksi nyata.
Menerapkan diferensiasi dalam setiap melakukan pembelajaran.
Berbagi dengan rekan guru melalui pengalaman yang telah dilakukan dalam pembelajaran
Melakukan kegiatan praktik baik.
AKSI NYATA
PENERAPAN MODUL 1.1
Perasaan selama melakukan perubahan di kelas
Setelah mengkuti menyelesaikan modul 1.1 saya melakukan perubahan dikelas dengan prinsip bahwa pendidikan harus perpusat pada murid. Perasaan saya sangat bahagia karena saya dapat memerdekaan murid dalam perubahan dikelasnya. Sebelumnya saya harus menuntut siswa sekarang menjadi menuntun siswa.
Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan
Setelah hati saya terpaut dengan murid dan perasaan bahagia timbulah ide atau gagasan yang muncul untuk perubahan dalam pembiasaan yang selama ini belum dilaksanakan. ide atau gagasan ini tentang pembelajaran diferensiasi. Dalam pembelajaran ini ide yang muncul adalah memetakan/mendiagnosis siswa berkaiatan dengan pemahaman surat al-kafirun. siswa saya bagi menjadi 3 kategori yaitu:
siswa yang telah menguasai/memahami
siswa yang setengah menguasai
siswa yang belum menguasai
Setelah dipetakan/diagnosis ide selanjutnya adalah bagi yang sudah mengusai/memahami surat al-Kafirun harus membimbing siswa yang masih setengah menguasai atau belum menguasai. Maka saya mengambil kesimpulan untuk mengambil model pembelajaran tutor sebaya.
Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik
Praktik Baik yang saya lakukan dalam pembelajaran yaitu pembelajaran yang berdiferensiasi. kegiatan tersebut saya lakukan pada Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tentang surat al-Kafirun. Hal yang saya lakukan adalah:
Perencanaan
Perencanaan tentunya dengan membuat perencanaan pembelajaran yang akan saya lakukan dalam pembelajaran surat al-kafirun dengan model tutor sebaya.
Berikut langkah-langkahnya:
Penerapannya
Penerapan model tutor sebaya saya terapkan berdasarkan perencanaan yang dibuat. Dalam penerapnnya yang dilakukan yaitu:
Refleksi
Untuk mengetahui proses penerapan model tutuor sebaya dlam pembelajaran dibutuhkan umpan balik atau refleksi dari Guru dan siswa. Hasil refleksi yaitu:
Dari pengajar/guru
saya sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan, tetapi waktu yang digunakan oleh siswa kurang memadai. Karena adanya perbedaan kemampuan siswa antara kelompok satu dengan lainnya.
Dari siswa
Siswa sangat senang karena bisa belajar secara berkelompok dengan teman dekatnya, tanpa ada perasaan takut/gugup. siswa memiliki kreasi untuk membuat produk pembelajaran tentang surat al-kafirun. Waktu yang diberikan terlalu cepat, sehinggga pemahaman dalam pemahaman belum optimal.
‘Foto bercerita’ dari seluruh rangkaian pelaksanaan (perencanaan, penerapan dan refleksi) aksi Anda.
Perencanaan
Penerapan
Refleksi
Anda juga dapat memasukkan ‘testimoni’ dari rekan guru dan murid yang terlibat dalam proses perubahan yang Anda lakukan.
Guru:
“ Saya Hadijah Inado, S.Pd Wali Kelas 6 Sdn 22 Dungingi. Saya Mengapresiasi Model Pembelajaran Yang Telah Diterapakan, Anak-Anak Antusias Dalam Pembelajaran Dan Merasarakan Kebebasan Dalam Pembelajaran, Jadi Merdeka Belajar Sudah Diimplementasikan Oleh Bapak Bambang Rianto Sebagai Guru PAI Di SDN 22 Dungingi Kota Gorontalo
Siswa
Saya Ananda, Siswa Kelas 6 Sdn 22 Dungingi Saya Sangat Senang Dengan Pembelajaran Yang Telah Dilaksanakan, Karena Saya Bisa Berkreasi Sesuai Keinginan saya Dalam Memahami Surat Al-Kafirun
Siswa
Saya Nabil .Siswa Kelas 6 Sdn 22 Dungingi Dengan Model Pembelajaran yang Telah di ilaksanakan, Saya Bisa Membaca, Dan Memahami Pesan Pokok Surat Al-Kafirun