Belajar Tiada henti, berbagi tiada lelah
Aula BPHU Kantor Kementerian Agama Kota Gorontalo.
Hotel Grand Q Kota Gorontalo 8-10 Oktober 2021.
Workshop Inovasi Pembelajaran Guru SD Provinsi Gorontalo.
Akademi Guru Bersama Ronal Hutagalung
Tim Solid Pelatih Provinsi Gorontalo PKB GPAI, Hotel Horison Bandung, 8-15 Desember 2021.
Hotel Grand Q Kota Gorontalo 8-10 Oktober 2021.
Gorontalo, 13 - 31 Oktober 2022
Makna Kata Disiplin
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN
“Murid, Engkau segalanya Bagiku”
Gorontalo, 5 November 2022.
Setelah memahami tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu “Pendidikan menghamba kepada murid”. , saya mencoba untuk menerapkan dalam pembelajaran di kelas 4 dengan optimal sesuai dengan pemahaman saya bahwa pembelajaran harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan murid. hal yang saya lakukan adalah menerapkan diferensiasi dalam pembelajaran. Hal yang baik dari pembelajaran ini adalah saya tidak menyamaratakan kemampuan murid dalam pembelajaran. Hambatan yang saya alami adalah ketika dilakukan pembagian kelompok sesuai dengan kemampuannya. Setiap kelompok meminta untuk didampingi/difasilitasi dalam diskusi kelompoknya, sehingga menghambat kelompok lain dalam mengerjakan tugas. Solusi untuk mengatasi hal tersebut, saya berkomitmen untuk membagi waktu dalam membimbing kelompok sesuai dengan tingkat permasalahan yang terjadi di kelompoknya.
Perasaan yang saya dapatkan setelah pembelajaran tersebut adalah nyaman dan bahagia, karena saya tidak lagi menuntut siswa tetapi yang saya lakukan benar-benar menuntun siswa dalam belajarnya. Perasaan bahagia saya rasakan setelah melihat murid-murid benar-benar merasakan proses belajarnya secara merdeka.
Pembelajaran yang saya dapatkan sebagai seorang guru adalah “murid adalah fokus utama dalam pembelajaran, murid jangan dituntut, tetapi mereka harus dituntun dengan gaya belajarnya dan kemampuannya”. Hal yang baru setelah melaksanakan pembelajaran ini bahwa murid memiliki kodratnya yang berbeda-beda, oleh karena itu diperlukan gaya belajar yang berbeda. Sebagai guru saya harus melaksanakan pembelajaran sesuai dengan gaya belajar dan kemampuannya.
Agar lebih baik lagi tentunya, saya akan memperbaiki dari kekurangan yang sudah dilakukan. kekurangan yang diperoleh dari refleksi diri dan murid selama pembelajaran. Tindakan saya setelah pembelajaran ini adalah dengan melakukan aksi nyata.
Menerapkan diferensiasi dalam setiap melakukan pembelajaran.
Berbagi dengan rekan guru melalui pengalaman yang telah dilakukan dalam pembelajaran
Melakukan kegiatan praktik baik.
AKSI NYATA
PENERAPAN MODUL 1.1
Perasaan selama melakukan perubahan di kelas
Setelah mengkuti menyelesaikan modul 1.1 saya melakukan perubahan dikelas dengan prinsip bahwa pendidikan harus perpusat pada murid. Perasaan saya sangat bahagia karena saya dapat memerdekaan murid dalam perubahan dikelasnya. Sebelumnya saya harus menuntut siswa sekarang menjadi menuntun siswa.
Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan
Setelah hati saya terpaut dengan murid dan perasaan bahagia timbulah ide atau gagasan yang muncul untuk perubahan dalam pembiasaan yang selama ini belum dilaksanakan. ide atau gagasan ini tentang pembelajaran diferensiasi. Dalam pembelajaran ini ide yang muncul adalah memetakan/mendiagnosis siswa berkaiatan dengan pemahaman surat al-kafirun. siswa saya bagi menjadi 3 kategori yaitu:
siswa yang telah menguasai/memahami
siswa yang setengah menguasai
siswa yang belum menguasai
Setelah dipetakan/diagnosis ide selanjutnya adalah bagi yang sudah mengusai/memahami surat al-Kafirun harus membimbing siswa yang masih setengah menguasai atau belum menguasai. Maka saya mengambil kesimpulan untuk mengambil model pembelajaran tutor sebaya.
Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik
Praktik Baik yang saya lakukan dalam pembelajaran yaitu pembelajaran yang berdiferensiasi. kegiatan tersebut saya lakukan pada Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tentang surat al-Kafirun. Hal yang saya lakukan adalah:
Perencanaan
Perencanaan tentunya dengan membuat perencanaan pembelajaran yang akan saya lakukan dalam pembelajaran surat al-kafirun dengan model tutor sebaya.
Berikut langkah-langkahnya:
Penerapannya
Penerapan model tutor sebaya saya terapkan berdasarkan perencanaan yang dibuat. Dalam penerapnnya yang dilakukan yaitu:
Refleksi
Untuk mengetahui proses penerapan model tutuor sebaya dlam pembelajaran dibutuhkan umpan balik atau refleksi dari Guru dan siswa. Hasil refleksi yaitu:
Dari pengajar/guru
saya sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan, tetapi waktu yang digunakan oleh siswa kurang memadai. Karena adanya perbedaan kemampuan siswa antara kelompok satu dengan lainnya.
Dari siswa
Siswa sangat senang karena bisa belajar secara berkelompok dengan teman dekatnya, tanpa ada perasaan takut/gugup. siswa memiliki kreasi untuk membuat produk pembelajaran tentang surat al-kafirun. Waktu yang diberikan terlalu cepat, sehinggga pemahaman dalam pemahaman belum optimal.
‘Foto bercerita’ dari seluruh rangkaian pelaksanaan (perencanaan, penerapan dan refleksi) aksi Anda.
Perencanaan
Penerapan
Refleksi
Anda juga dapat memasukkan ‘testimoni’ dari rekan guru dan murid yang terlibat dalam proses perubahan yang Anda lakukan.
Guru:
“ Saya Hadijah Inado, S.Pd Wali Kelas 6 Sdn 22 Dungingi. Saya Mengapresiasi Model Pembelajaran Yang Telah Diterapakan, Anak-Anak Antusias Dalam Pembelajaran Dan Merasarakan Kebebasan Dalam Pembelajaran, Jadi Merdeka Belajar Sudah Diimplementasikan Oleh Bapak Bambang Rianto Sebagai Guru PAI Di SDN 22 Dungingi Kota Gorontalo
Siswa
Saya Ananda, Siswa Kelas 6 Sdn 22 Dungingi Saya Sangat Senang Dengan Pembelajaran Yang Telah Dilaksanakan, Karena Saya Bisa Berkreasi Sesuai Keinginan saya Dalam Memahami Surat Al-Kafirun
Siswa
Saya Nabil .Siswa Kelas 6 Sdn 22 Dungingi Dengan Model Pembelajaran yang Telah di ilaksanakan, Saya Bisa Membaca, Dan Memahami Pesan Pokok Surat Al-Kafirun
Kisah Hijrah Rasulullah saw Ke Madinah
Hijrah adalah Pepindahan. Hijrah rasulullah adalah perpindahan rasulullah dan pengikutnya dari kota mekah ke Madinah. Penyebab Rasulullah hijrah yaitu:
1) Dakwah Rasulullah saw. di Makkah kurang berkembang karena penolakan orang kafir Quraisy.
2) Peristiwa Baiat ‘Aqabah serta permintaan penduduk Madinah agar Nabi Muhammad saw. tinggal bersama mereka dan akan membantu untuk berdakwah.
3) Perintah Allah Swt.untuk berhijrah sudah turun kepada Nabi Muhammad saw.
Berikut Kisahnya
1.
Ali bin Abi Thalib menempati tempat
tidur Nabi Muhammad saw.
Allah Swt. menyampaikan kepada Nabi Muhammad saw. maka beliau
memerintahkan Ali bin Abi Thalib untuk tidur di pembaringan beliau sambil
memakai selimut berwarna hijau buatan Haḍramaut. yang biasa beliau pakai. Pemuda-pemuda
terpilih itu mematamatai tempat pembaringan Nabi Muhammad saw. Dan merasa Yakin
bahwa beliau masih sedang tidur nyenyak.
Keesokan harinya mereka sungguh terperanjat karena hanya baru
mengetahui bahwa yang mereka duga Nabi Muhammad saw. adalah Ali bin Abi Thalib
2.
Nabi Muhammad saw. ke Rumah Abu
Bakar
Ketika masuk ke dalam rumah, beliau meminta hanya berdua dengan Abu
Bakar.
Nabi Muhammad saw.
menyampaikan pada Abu Bakar bahwa beliau telah mendapat izin untuk berhijrah.
Abu Bakar menyampaikan bahwa dia telah menyiapkan dua unta. Satu
untuk Nabi Muhammad saw. dan satu untuknya guna perjalanan ke Madinah. Dia juga
menghubungi Abdullah bin Uraiqiṭ untuk
menjadi penunjuk jalan
3.
Awal Perjalanan
Pada tanggal 27 Shafar tahun ke empat belas kenabian, bertepatan
dengan tanggal 12/13 September 622
M. Di tengah kegelapan malam, Nabi
Muhammad saw. keluar dari rumah Abu Bakar.
Nabi Muhammad saw. menempuh perjalanan dengan mengambil jalur
selatan Makkah yang biasanya digunakan perjalanan ke Yaman, Jalan ke gua sangat
sempit, terjal dan banyak bebatuan.
4.
Di dalam Gua Ṡūr
Tiga malam lamanya, Nabi Muhammad saw. bersama Abu Bakar menginap
di dalam gua. Malam Jum’at, Sabtu, dan Ahad. Setiap malam datang berkunjung ke
sana putra Abu Bakar yakni Abdullah, untuk menyampaikan perkembangan yang
terjadi di Makkah.
5.
Perjalanan ke Madinah
Estela berlalu hari ketiga, tepatnya pada hari Senin tanggal 1
Rabi’ul Awwal tahun pertama hijrah, bertepatan dengan tanggal 16 September 622
M. Nabi Muhammad saw. bersama Abu Bakar dijemput oleh Abdullah bin Uraiqiṭ guna
mengantar mereka menuju Madinah sambil membawa kedua unta yang dititipkan
sebelumnya oleh Abu Bakar.
6.
Yaṡrib menjadi Madinah
Pada tanggal 8 Rabi’ul Awwal 1 H./23 September 622 M. rombongan
tiba di Quba.
Nabi Muhammad saw. di Quba tinggal selama empat hari (Senin,
Selasa, Rabu dan Kamis). Di tempat itu beliau membangun Masjid Quba.
Setelah Salat Jumat beliau menuju Yaṡrib yang sejak hari itu
berubah namanya menjadi Madīnatur Rasūl yang disingkat dengan al-Madīnah.
7.
Nabi Muhammad saw. tiba di Madinah
Semua menginginkan agar Nabi Muhammad saw. tinggal di rumahnya.
Mereka menarik kendali unta agar Nabi Muhammad saw. sudi,tetapi beliau berkata:
“biarkan saja unta nanti berjalan, dia diperintah.” unta kemudian berhenti
duduk di lokasi Masjid Nabawi sekarang. Lalu ia bangkit dan berjalan lagi
beberapa langkah sambil menoleh ke kiri dan ke kanan, kemudian kembali ke
lokasi semula. Di lokasi tersebut bermukim keluarga Nabi Muhammad saw. dari
Bani an-Najjar. Nabi Muhammad saw. turun. Abu Ayyub al-Ansari segera mengambil
barang-barang beliau.